Emosi dasar menurut Rubert Plutcick (dalam
Hude, 2006), adalah antisipasi (anticipation),
kegembiraan (joy), penerimaan (acceptance), terkejut (surprise), takut (fear), sedih (sadness),
jijik (disgust), dam marah (anger), yang digambarkan dalam sebuah
lingkaran (roda) bersama dengan emosi-emosi sampuran (mixed) yang bisa sangat beragam.
Emosi menurut Oxford
English Dictionary adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Ada dua
macam emosi yang kita kenal yaitu “emosi negatif” dan “emosi positif”.
Contoh-contoh emosi negatif adalah perasaan frustrasi, putus asa, dendam, iri
hati, dengki dan hal negatif lainnya. Sedangkan ciri emosi positif adalah
gembira, damai, sejahtera, rasa persahabatan dan hal positif lainnya
(Wuryanano, 2007)
Diener, Lucas dan Oishi (2009)
mengembangkan kembali pengertian kebahagiaan
yaitu merupakan konsep yang luas, meliputi pengalaman emosi
menyenangkan, rendahnya tingkat mood negatif, dan kepuasan hidup yang
tinggi. Definisi kebahagiaan sebagai evaluasi kehidupan seseorang yang
memiliki kepuasan hidup yang tinggi serta memiliki pengalaman emosi
menyenangkan dan rendahnya tingkat mood negatif yang cenderung stabil
sepanjang rentang kehidupannya.
Beberapa penelitian tentang
pelatihan regulasi emosi telah terbukti mampu menurunkan perilaku agresif pada
tunalaras, perilaku prokatisnasi pada mahasiswa, perilaku agresif pada anak
(Nugraheni, 2011; Musslifah, 2013; Syahadat, 2013).
Daftar Pustaka
Wuryanano. (2007).
The 21 Principle to Build and Develop Fighting Spirit. Jakarta:
PT. Elek Media Komputindo.
Diener,
E., Lucas, R.E & Oishi, S. (2005). Subjective
well being: The science of happiness and life satisfaction. Dalam C.R. Synder,
& S.J. Lopez (Eds.), Handbook of Positive Psychology.